14/09/08

Setengah Wajah

Setengah wajah, kenapa bisa setengah saja? Itu yang berani kutunjukkan pada dunia, itu yang hanya boleh diakses oleh dunia terhadap siapa aku sebenarnya. Sembunyikan sebelah wajah dengan rapi, agar oarng lain tak mudah menebak siapa aku, siapa yang bergerak dibalik layar kehidupanku, apa yang dominan dari diriku.

Bukan palsu, bukan merekayasa, karena semuanya benar tapi tak semuanya boleh kelihatan dengan jelas, karena ada hal yang tak seorangpun perlu tau, dan tak menjadi beban tumpukan pikiran ku untuk menyimpannya, tak menjadi beban menyembunyikannya. Aku santai santai saja.

Orang lain sudah begitu tau banyak, dan yang satu ini tidak perlu diketahui. Jika diketahui maka habislah yang tersisa dari teka teki hidupku, tak ada misteri lagi. Tak ada yang “lain” lagi dari diriku.

Apakah ada yang penasaran terhadap dirimu? Harus ku percaya diri dengan mengatakan, iya. Karena hidupku selalu menyita perhatian, apa yang kulakukan kadang tak bisa berkompromi dengan pikiran sempit diluar sana. Tentang logika yang sudah turun temurun melekat dalam kehidupan. Untung aku tidak begitu, untung aku dilahirkan dengan boleh merasakan perbedaan dari normalnya hidup. Karena jika biasa biasa saja hidup ini, maka tak kudapatkan kesempatan besar untuk bisa berpikir lebih tentang hidup.

Hidup yang beberapa orang didunia menggambarkannya sebagai “sebelah wajah” saja, bukan semuanya. Orang – orang itu merasa special diantara yang lain, percaya dengan “keanehan” dirinya. Percaya akan rahasia dibalik sesuatu kejanggalan. Masi bisa tersenyum disaat sebelah wajahnya bersedih, saat sebelah wajahnya hilang,sebelah lagi masi ada. Saat sebelah wajah menangis, sebelah lagi bisa tertawa. Cadangan sebelah wajah yang sangat penting. Yang tak semua orang menyadari punya itu, atau memang sama sekali tak punya.

Jadi, beruntunglah kau yang punya sebelah wajah dengan karakter berbeda, sebelah wajah yang kau simpan sebagai pribadi penolongmu, sebagai pribadi kuat dari wajah lain yang terlihat lemah. Sembunyikan sebelah wajahmu agar tak terbaca, karena kalau terbaca, dia tak sanggup menolong lagi.

*dalam hidup kita punya cadangan nyawa, yang sanggup bangkit saat yang lain mulai terpuruk, dan kuyakini itu sebagai kekuatan luar biasa dalam diriku, yang bernaung dalam fisik yang tak kuat*

Tidak ada komentar: