11/10/08

Cerita Dewasa - BITCH..!!! (Blood Honey Moon)


Hari ketiga setelah pemberkatan nikah Chris dan Bianca, suasana adanya pengantin baru masi sangat terasa di rumah mertua Bianca. Benar saja, pasangan muda ini masi belum mempunyai rumah sampai saat ini. Rencana memiliki tempat tinggal sendiri memang sudah direncanakan oleh Chris jauh – jauh hari sebelum pernikahannya. Dirumah orang tuanya, Chris dan Bianca masi sedang menikmati rasanya jadi pengantin baru. Meraka sendiri masi merasa seperti pacaran. Baju pengantin yang dipakai oleh Bianca tergantung anggun di kamarnya, berikut bunga mawar putih pemberian suaminya masi terlihat segar diatas meja yang berbalut taplak berwarna putih. Kado – kado pernikahan pemberian para tamu masi belum terbuka semuanya. Beberapa tumpukan dengan berbagai ukuran terdampar di samping tempat tidur, bekas – bekas pembungkus kado masi ada yang berserakan tampak terlupakan oleh banyaknya urusan mendadak yang lebih prioritas dikerjakan setelah pernikahan selesai. Kerabat keluarga masi sering berdatangan ke rumah mereka mengucapkan selamat. Telepon pun sering berdering.

Semua tampak bahagia, terutama kedua pengantin itu, tampak mereka berdua sedang berdiskusi tentang sesuatu di ruang tengah, terlihat serius. Chris yang adalah sarjana Ekonomi yang telah bekerja selama 2 tahun di salah satu bank ternama tampak dengan potongan rambut baru, dia semakin terlihat maskulin dengan rambut bela samping dengan poni yang hampir menutup sebelah matanya. Bianca sendiri membuka usaha butik dengan sasaran konsumen wanita muda makin terlihat dewasa dengan potongan rambut ala penyanyi favoritnya Victoria Beckham. Ibu dan ayah Chris tampak mondar mandir dari ruang tengah ke kamar mereka. Sambil membawa barang – barang yang di bungkus dos.

Chris dan Bianca adalah pasangan yang sangat serasi, walaupun pacaran mereka singkat, hanya sekitar 4 bulan lalu kemudian langsung memutuskan menikah, tetapi mereka sudah saling cukup mengenal satu sama lain, begitu juga keluarga masing – masing. Semuanya tampak indah sampai rencana bulan madu mereka menghancurkan semuanya….

…………………………………………………………………………….

“Bu, perlu bantuan?” kata Chris yang masi duduk di sofa bersama istrinya. “ga usah,Nak. Tinggal sedikit kok, aku dan ayahmu sebentar lagi menyelesaikannya.” Kata Bu Norris sambil berlalu membawa kardus berisi gelas. “iya, gimana? Apa sudah ada rencana mau kemana?” kata Pak Dany pada anaknya yang juga membawa kardus tepat dibelakang Bu Norris. “sudah ayah, kami berdua memutuskan ke desa kecil diseberang London, disana udaranya sangat sejuk, tak banyak orang, dan suasana yang aku dan istriku nanti- nantikan.” Jawab Chris yang kemudian menatap istrinya dengan tersenyum dan memegang tangannya. “kenapa ga ke London aja? atau sekalian berbulan madu diluar negeri, paris mungkin? Seperti kami berdua dulu” sambil menaruh kardus yang dibawanya pak Dani juga menatap istrinya, disambut senyum oleh bu Norris. “Apa kalian nanti tidak bosan disana?” lanjut pak Dany. “ah.. ga ayah, kami memang ingin kesana, yang kami butuhkan hanya ketenangan..” lanjut Bianca yang masi bergandengan dengan Chris. “ok, yang penting kalian bisa menikmati bulan madu kalian.” Ibu Norris tersenyum pada anaknya, dan lalu ia menyelesaikan pekerjaannya. “kalau tidak ada halangan kami berencana lusa berangkat” kata Bianca sambil berdiri dari sofa lalu menuju kekamarnya.

Dua hari setelah persiapan bulan madu mereka telah lewat. Tiba lah hari dimana mereka berdua akan bergegas menuju desa tujuan mereka untuk berbulan madu. Pagi itu cuaca sedang sangat mendukung keberangkatan mereka. Matahari tampak bersinar namun tetap sejuk pagi itu. Mobil pribadi yang telah siap tampak sedang dipanaskan oleh Chris. Pak Dany sibuk membantu Bianca mengangkat koper berisi pakaian. Sementara Bianca tampil seksi dengan rok mini motif macan tutul. Bu Norris pun tampak sedang memeriksa barang – barang bawaan anaknya karena khawatir ada yang tertinggal. “Chris, apa peta sudah kau bawa? Jangan lupa, mengingat ini pertama kali kau mau ketempat itu.” Kata bu Norris sambil merapikan barang dibagasi belakang. “udah bu, tadi Bianca sudah memberikannya.” Kata Chris yang sudah siap berangkat. Bagasi pun ditutup dan Chris keluar dari mobil untuk mencium ayah ibunya, disusul Bianca. “baiklah bu, pa, kami berangkat dulu” kata Bianca. “iya, hati – hati dijalan ya Chris, dan jaga istrimu yang cantik itu” bu Norris tersenyum kepada mereka berdua.

Mobil pun berjalan diiringi lambaian tangan Bu Norris dan Pak Dany kepada kedua anaknya. Tampak mobil yang mereka kendarai semakin jauh dari rumah. “mereka memang pasangan yang serasi.” Kata Pak Dany kepada istrinya. “iya, saya sudah tak sabar menimang cucu dari anak kita.” Sambil bergandengan tangan bu Norris dan suaminya masuk ke rumah mereka.

………………………………………………………………………………

Waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore, matahari pun mulai menyembunyikan dirinya. Senja yang mewarnai langit menjadi warna keemasan menjadi penghias perjanan mereka berdua. Di kiri kanan jalan tampak padang rumput tandus dengan bukit bukit berbaris. Sesekali sinar mentari masuk melalui kaca jendela yang tidak tertutup seluruhnya. “sayang, berapa jam lagi?” kata Bianca pada Chris. “ kalau tidak ada halangan kita akan sampai disana pukul tujuh malam ini.” jawab Chris sementara mobil melaju dengan kecepatan konstan. Tiba – tiba langit terlihat mendung, awan – awan tebal semakin mepercepat pamitnya mentari sore itu. Mobil pun tetap melaju dengan cepat. Bianca tampak sibuk mencari siaran radio yang menurutnya bagus. Setelah menemukan yang tepat Bianca lalu menyandarkan kepalanya di sandaran kursi dan menikmati lagu Carrie Underwood yang diputar oleh radio.

“Chris, cincin pemberian mu ini sangat indah” Bianca berkata sambil melentikkan jari kanannya yang dihiasi cincin berlian. “mmm.. cincin itu memang pantas untukmu, sayang” kata Chris sambil melirik jari tangan istrinya. “tampaknya hujan akan turun, lebih baik kau mempercepat mobilnya Chris..” lanjut Bianca sambil menatap kelangit lewat kaca mobil. “tenang saja sayang.. kita pasti akan sampai tepat waktu, bukankah suasana dingin memang yang kita butuhkan saat malam pertama nanti?” kata Chris sambil tersenyum pada Bianca yang dibalas sedikit malu oleh Bianca. Selama Chris tinggal di rumah orang tuanya, mereka berdua belum pernah melakukan hubungan intim layaknya suami istri karena banyaknya kesibukan setelah pesta pernikahan. Dan mereka sudah merencanakan malam pertama mereka di desa yang mereka tuju. “sayang, aku mau tidur dulu ya, kau butuh sesuatu?” kata Bianca sambil mulai menutup matanya yang sudah berat. “baiklah sayang, kamu tidur aja, saya ga butuh apa- apa kok..” Chris lalu menekan tombol untuk merapatkan jendela. Dan mobil berlalu dengan kecepatan yang sedikit dinaikkan.

Jam digital pada mobil telah menunjukkan pukul enam, dan Chris semakin tidak sabar untuk sampai ketempat tujuan mereka. Dalam pikirannya dia telah mempersiapkan kejutan – kejutan apa yang akan diberikannya untuk istrinya tercinta. Pesta kecil – kecilan sambil menikmati red wine berdua, hadiah berupa kalung emas yang telah disiapkannya, serta fantasi seks yang telah dipikirkannya dari kemarin. “aku sayang banget sama kamu sayang” Chris berbisik sambil melihat Bianca yang sedang tertidur pulas. Hujan pun turun dengan sangat deras sehingga jarak pandang Chris berkurang. Dengan terpaksa dia menurunkan laju mobilnya. “DRUG..!!!” tiba – tiba Chris menabrak papan penghalang dijalan yang tidak dilihatnya, mobil pun tiba – tiba berhenti dengan tiba – tiba. “ada apa Chris?” Bianca terbangun dengan kaget sambil melihat didepan apa yang terjadi. “Aku menabrak sesuatu sepertinya, untung mobil kita tidak melaju kencang..” kata Chris yang juga shock sambil menghela napas. “kamu tenang ya, biar aku periksa dulu..” Chris pun mengambil jas hujan yang ada di dibawah kursinya, dan memakainya seraya membuka pintu yang disambut dengan guyuran hujan yang sangat deras. “hati – hati sayang..” kata Bianca sebelum kemudian menutup pintu.

Chris berlari kecil kedepan hendak mencari tahu apa yang terjadi, dengan langkah yang diwarnia percikan air Chris pun sampai didepan mobilnya. Dia melihat sebuah papan dengan ukuran 90 kali 60 cm yang baru saja ditabraknya telah lepas dari tiangnya. “apa ini?” kata Chris sambil menunduk dan berusaha membaca tulisan yang berwarna kuning pada papan itu. Tampak pada papan itu tulisan dengan huruf kapital “JALAN RUSAK! SILAKAN AMBIL JALUR LAIN!” Chris membaca tulisan itu dengan raut muka yang kelihatan kecewa. Chris pun berjalan pelan kearah depan dan mendapati jalan yang telah dibanjiri dengan air, tampak jalanan itu terputus karena rusak, dan tak bisa di lewati oleh kendaraan apapun. “ada apa sayang?” teriak Bianca dari dalam mobil. Chris pun lalu berlari kemobil dan masuk kedalamnya. “Jalan rusak, kita harus berbalik dan mencari jalan lain, tampaknya tadi ada jalur kekanan, mungkin kita bisa mencoba lewat sana” .”Apa kamu yakin kita bisa lewat sana?” tanya Bianca sambil menengok kedepan mobil. “semoga saja, tampaknya tidak ada jalan lain,kita sudah hampir sampai, sial sekali jalan ini!” Mobil pun langsung berbalik dan mencari jalan lain. Dengan muka yang tegang Chris mengendarai mobilnya. “Tenang Chris, kita pasti sampai” Bianca menenangkan Chris, “ah.. itu dia jalannya, kita coba lewat sana” lanjut Bianca yang tiba – tiba melihat jalur lain dari jalan itu. “iya kita coba lewat sana, pasti ada jalan lain kesana..”

Mobil pun berbelok dan melewati jalan yang tidak mereka rencanakan sebelumnya. Intensitas derasnya hujan sudah menurun, tapi masi saja Chris melaju dengan tidak begitu cepat karena trauma. Tampak kekesalan Chris masi terpancar di raut wajahnya ketika mereka mendapati jalan didepan mereka terbagi menjadi dua. Mobil pun berhenti sejenak. “kita lewat yang mana?” tanya Bianca pada Chris, “Coba ambilkan aku peta, mungkin kita bisa tau posisi kita” Bianca pun lalu mengambil peta dan memberikannya kepada Chris, dengan wajah yang kebingungan Chris mencari tahu posisi mereka,”Aku tak tahu dimana kita berada sekarang, menurutmu kita harus kemana?” tanya Chris sambil melihat dua jalan didepannya. “kita kekiri saja, tampaknya itu jalannya..” Bianca menawarkan jalan kiri kepada Chris yang tampaknya juga setuju. “baiklah, kita tak mungkin berbalik dan pulang, perjalanan ini juga bagian dari bulan madu kita” kata Chris yang akhirnya bisa tersenyum tipis.

Akhirnya mereka memutuskan melewati jalan kiri dan masi dengan hujan yang tak sederas saat mereka menabrak papan peringatan. Mobil pun melaju dengan lebih santai, Chris melihat kekiri dan kekanan dan berharap menemukan tempat untuk bertanya dan berteduh untuk sejenak. Tetapi yang dilihatnya hanya hutan dikiri dan dikanan jalan, suasana pun makin mencekam ketika kabut mulai terlihat didepan mereka sehingga membuat jarak pandang Chris makin berkurang. Bianca melirik jam digital pada mobil mereka dan waktu telah menunjukkan pukul 20.05. Rencana awal mereka untuk tiba lebih cepat tertunda karena jalan yang rusak, dan sekarang mereka masi mencari – cari jalan ketempat tujuan mereka.

Saat mobil melaju sedikit kedepan tiba – tiba mereka berdua merasakan ada yang aneh dengan kendaaran mereka. “Kenapa Chris?” kata Bianca sambil menatap suaminya. “aku tidak tahu, tampaknya ada masalah dengan mesinnya, kita berharap saja ada tempat tinggal dekat sini untuk istirahat sejenak.” Kata Chris yang masi sibuk melihat kiri dan kanan jalan. “DRUG!!” mobilpun tiba – tiba terhenti. “Sial!! Ada apa lagi ini?” Chris mulai emosi dengan keadaan yang dihadapinya. Dia bergegas membuka mobil dan menuju kap depan dan lalu membukanya. Bianca tak kuasa berkata apa – apa melihat gelagat suaminya, dia juga tampak cemas tapi tak berani member solusi, bagi Bianca ini pertama kali dia melihat Chris semarah ini. Terlihat Chris dengan raut muka tak tenang mengecek kerusakan mesin. Bianca hanya bisa memonitor dari dalam mobil melihat suaminya yang tak peduli dengan hujan tanpa memakai jas sambil berusaha membetulkan kerusakan.

Tak jauh dari belakang Chris, Bianca melihat bayangan sesuatu yang tampak menuju kearah Chris, lama kelamaan tampak jelas, seperti bayangan manusia. Tak satu, tak dua, tapi tiga. Satu diantara terlihat memiliki badan yang lebih besar dari yang, ketiganya terlihat kekar. “Chris!!! Lihat dibelakangmu!!” teriak Bianca pada Chris. Chris pun berbalik melihat apa yang terjadi.. “Halo pak, bisa kami bantu?” salah satu orang dari ketiga orang itu berbicara pada Chris dengan sopan hendak menawarkan bantuan. “oh.. oh.. iya, ini mobil kami sedang mogok, kami mau menuju ke…” Chris ingin menyelesaikan ucapannya yang langsung dipotong oleh salah satu dari ketiga orang itu yang tampak dengan kumis dan jenggot yang tebal. “oh,jangan sungkan, kami akan membantu Anda membetulkan mobil ini.” bersamaan dengan itu dua dari mereka menuju kesisi kiri dan kanan mobil. Mereka berdua tampak menengadahkan wajah kekaca dan melihat isi mobil Chris. “Didalam ada istriku..” kata Chris tersenyum pada mereka berdua, tetapi Chris agak cemas dengan gelagat mereka. Bianca terlihat sangat cemas didalam mobil tapi Chris memberi kode padanya untuk tenang. Salah satu pria bertopi disisi kanan mobil menatap temannya yang berdiri disamping Chris. Tiba – tiba pria disamping Chris mengambil benda tumpul berupa kayu yang telah disiapkanya. “BRUG!!” dengan cepat pria itu menganyunkan kayu itu kekepala Chris yang langsung terjatuh ketanah. Darah mengalir dari kepala Chris tapi tak begitu banyak. Tampak pria disebelah kanan mobil memberikan kode pada pria yang memukul Chris, tanda puas. Bianca yang tak percaya melihat apa yang baru saja terjadi, dia menjadi sangat ketakutan didalam mobil melihat suaminya diserang orang yang tak dikenal.

Dengan reflek dia pun langsung mengunci kedua pintu belakang yang tak terkunci, dia melihat ketiga pria itu tersenyum puas, Bianca dengan sigap mencari benda – benda yang bisa digunakannya untuk melawan kali kali ketiga orang itu berhasil masuk. Ketiga pria itu mulai berkumpul di satu sisi mobil, dan tampak sedang berbicara satu sama lain. Bianca semakin khawatir di dalam mobil, wajahnya sangat panic ketika melihat ketiga pria itu mulai mendekati tiap kaca mobil yang berbeda. Sementara Chris masi tak sadarkan diri dan tergelatak di depan mobil. Satu pria terlihat mulai menggedor – gedor kaca. “Ayolah manis, bukakan kami pintunya, kami tak akan berbuat macam – macam..” kata pria yang bertopi dari luar mobil sambil tersenyum pada Bianca. Dan tentu saja Bianca tak percaya dengan kata – kata mereka sehingga dia tetap berdiam di dalam mobil dengan perasaan sangat ketakutan. “mau apa kalian..? jangan ganggu saya..!!” teriak Bianca dari dalam mobil. Tetapi ketiga pria itu tetap saja tersenyum, salah satu pria yang bertubuh paling besar memainkan lidahnya tampak seperti serigala yang siap menerkam mangsanya. “Ayolah manis… buka pintunya, kau tak mau kan kita memaksamu keluar?..” kata pria bertubuh kekar itu. “pergi kalian..!!!!” kata Bianca yang kini menemukan benda berupa stik yang terbuat dari plastik dari belakang kursi, iya sendiri tak tahu apa itu bisa menolongnya. “PRANK!!!” kaca disisi kanan Bianca lalu pecah oleh pukulan salah satu pria itu. “Arg,, pergi..!pergi kalian, jangan ganggu aku..!” Bianca semakin panik, “ohoho.. tenang manis, kita tidak akan main kasar terhadapmu.” Tangan pria itu mulai masuk lewat kaca jendela yang pecah, dan mulai membuka kunci pintunya. Bianca dengan berusaha agar pria itu tidak mencapai kunci nya berkali – kali memukul tangan pria itu dengan stik, dengan sekuat tenaga dia memukul tapi tak terasa apa – apa pada pria itu. “haha.. tenang sayang.. senjatamu tak berasa apa –apa..” dan pria itu pun berhasil mencapai kunci dan membukanya. “tolong…!! Tolong…!!!” teriak Bianca makin membabi buta.

Salah satu pria yang bertopi itu pun mulai masuk kedalam mobil, “ayo manis.. aku tak akan menyakitimu kalau kau tenang..” dengan perlahan pria itu mendekati Bianca… “mau apa kau…?” Bianca tampak ketakutan sehingga suaranya mendesah, dia seperti tak bisa teriak lagi. Saat pria bertopi itu semakin mendekat dia pun langsung mengambil sapu tangan yang telah dilumuri cairan untuk membius. “mau apa kau!!” teriak Bianca lebih keras. “sudah.. cepat laksanakan aku sudah tak tahan ni…” kata salah satu pria yang berbadan paling pendek diantara mereka bertiga dari luar mobil. Pria bertopi itu segera menyodorkan sapu tangan itu hendak menutup mulut Bianca, Bianca dengan kekuatan sisa berusaha melawan tapi ternyata kekuatan pria itu terlalu besar. Dengan mudah pria itu telah menempelkan sapu tangan itu. “Mmm,,,mmm,,,,ammh” suara Bianca tampak ingin mengucapkan sesuatu ketika mulutnya telah tersekap kain. Tak sampai 10 detik Bianca pun tertidur lemas. “sudah bos, sekarang kita bawa mereka berdua..” kata pria bertopi itu kepada pria bertubuh besar diluar mobil. “kerja bagus…! Kita lakukan sekarang!!” mereka bertiga pun membawa Bianca dan Chris yang sama tak sadarkan diri ketempat mereka..

……………………………………………………………………………….

Disuatu tempat persembunyian yang lebih bisa disebut gubuk mereka berdua disekap didalamnya, dengan badan mereka yang diikat tali tambang yang kuat saling membelakangi di satu tiang didalam tempat itu. Tampak satu pria bertubuh paling besar yang disebut BOS oleh yang lainnya sedang sibuk merapikan cambangnya didepan cermin yang telah pecah bagian sampingnya. Dengan perlahan dia merapikan cambang yang sangat lebat itu. Sesekali dia menengok kearah Chris dan Bianca alih alih mereka berdua telah sadar. Satu pria lagi yang telah melepaskan topinya sedang duduk disudut ruangan sambil meminum minuman keras langsung dari botolnya, dia menatap tubuh Bianca dari bawah sampai keatas sambil tersenyum menakutkan, dalam pikirannya telah siap fantasi fantasi seks yang membuatnya bergairah. Satu pria lagi yang bertubuh paling kecil tampak sedang mengasah beberapa pisau, dengan wajah sadis pria itu mengangkat pisau yang baru saja diasahnya. Tampak berkilau pisau itu yang terkena sinar lampu diruangan itu, dan beberapa pisau juga tampak telah terasah, seperti telah memanggil untuk digunakan. Kadang mereka bertiga saling bertatap tatapan seperti mengisyaratkan sesuatu.

Diluar hujan masi saja turun dan semakin deras. Lingkungan itu tampak sangat sepi dan tak berpenghuni. Kilat menyambar dan angin juga berhembus kencang. Setelah puas merapikan cambangnya pria yang bertubuh besar itu lalu berjalan kearah perapian yang berisi kayu – kayu bakar. Pria itu menyalakan api hendak menghangatkan ruangan.

“DUARRR!!!” lagi – lagi petir menyambar. Dan ternyata petir itu telah membangunkan Chris dari ketidaksadarannya. Dengan usaha keras dia membuka matanya perlahan – lahan, tampak pandangannya masi kabur sehingga ia tidak tau pasti dimana dia. Kepalanya masi terasa sedikit sakit, Chris ingin menyentuh bagian kepalanya yang masi terasa sakit ketika dia sadar bahwa tangannya terikat. Dengan sekuat tenaga dia berusaha melepas tapi tali tak bergeming sama sekali. Pandangannya makin jelas dan akhirnya dia sadar bahwa dia sedang disekap dalam suatu tempat berisi barang – barang bekas yang telah usang. Tampak sofa yang telah tercabik cabik, dan meja yang kayunya telah lapuk terpampang didepannya. Korden yang robek menari –nari tertiup angin kencang dari luar. Chris berusaha menengok ke belakang dan melihat Bianca yang belum sadarkan diri, “Bianca..Bianca… bangun..” bisik Chris pada Bianca yang ada tepat dibelakangnya. Tetapi Bianca masi saja tidak merespon. “Bianca…Bianca.. dengarkan aku, kita harus keluar dari sini.. Bianca….” Sekali lagi Chris berusaha membangunkan Bianca. Dan ternyata usaha Chris yang kedua berbuah hasil. Bianca terbangun dari ketidaksadarannya.

Dengan perlahan mata Bianca terbuka, dan dia pun dengan cepat sadar bahwa dirinya masi dibawah kekuasaan tiga penjahat itu. Dia melihat salah satu pria sedang menatapnya juga. Sesaat dia terkaget dan mengalihkan perhatiannya. “Plok..Plok..Plok…” pria yang yang telah melepaskan topinya menepukkan tangannya. “Bagus!! Ternyata putri tidur kita telah terbangun!!” lanjutnya sambil mendekati Bianca, “Mau apakau?! Kau sentuh dia, akan kubunuh kau!!” bentak Chris pada pria itu. “hahaha… bisa apa kau,ha? Kau sekarang tak bisa berbuat apa – apa..” dengan wajah yang menakutkan pria bertubuh besar itu mendekati Chris.. dan berbicara tepat didepan muka Chris, sehingga ia bisa mencium aroma alcohol dari mulut pria itu. “Kau tau? Waktumu tinggal sedikit… Kau akan mati sebentar lagi ditangan kami..hahahaha..” pria dengan tubuh paling kecil pun mulai memainkan kedua pisau yang telah diasahnya. Bunyi sayatan pisau itu membuat Bianca sangat cemas. “kalian berdua ditakdirkan masuk perangkat kami..” , “Jadi kalian yang menyebabkan mobil kami mogok? Tanya Chris yang semakin emosi. “Kau tau jawabannya…” kata salah satu pria yang memakai kembali topinya.

“Tolong lepaskan kami,kami tak berbuat salah apa – apa kepada kalian…, kami hanya pasangan baru yang ingin berbulan madu.. tolong lepaskan kami..” mohon Chris yang pasrah dengan keadaannya. Bianca hanya terdiam seperti memikirkan sesuatu, dia tak berkata apa – apa sejak dia sadar. Hanya tatapan kosong menatap lantai. Sesekali dia tersenyum tanpa arti. “hahaha.. tampaknya kau sudah putus asa.. ini menjadi lebih mudah buat kami..” mendengar itu Chris semakin tak mampu lagi berbuat apa – apa. “Tampaknya istrimu yang cantik ini diam saja, apa kau rela jika aku bersetubuh dengannya..?” kata pria yang bertubuh besar, “Apa? Kau jangan macam – macam dengan istriku!! Jangan sentuh dia sedikitpun!!” bentak Chris sekali lagi, tapi bentakan itu sama sekali tak diacuhkan oleh para pria itu. Pria bertubuh besar itupun berjalan mendekati Bianca yang masi saja terdiam. Pria itu langsung dengan tanpa ragu mencium leher Bianca, Bianca sedikit bergeming tapi seperti menikmatinya. Chris yang semakin gelisah menyaksikan istrinya digerayangi pria itu. “Lepaskan dia!!! Bunuh saja aku, tapi lepaskan dia…” kata Chris memohon dengan lesu. “Kami memang tidak membutuhkan mu disini,tapi istrimu sangat kami butuhkan” kata pria yang memegang pisau disudut ruangan diwarnai gelak tawa kemenangan oleh dua rekannya. “tolong lepaskan dia…” Chris memohon lagi.

Tiba – tiba Bianca berbicara dan mengagetkan semuanya. “Sudahlah Chris.. yang mereka butuhkan cuma aku.. , Tuan – Tuan.. lepaskan tali ini dan aku akan melayani kalian sampai kalian puas. .” Bianca lalu menatap pria bertubuh besar itu sambil tersenyum nakal. “apa yang kau lakukan Bianca?” kata Chris berontak. “hahaha.. tampaknya kita tak akan kerepotan lagi dan malam ini kita akan berpesta!!” timpal pria bertopi. “Dengan senang hati sayang…” Dengan sigap lelaki yang bertubuh besar lalu melepaskan tali yang mengikat Bianca, pria itu pun mundur beberapa langkah menunggu aksi binal Bianca. Bianca lalu melangkah kedepan menuju pria itu secara perlahan,langkahnya dibuat seksi dan menggairahkan, langkah demi langkah makin merangsang pria bertubuh besar itu. “kau mau ini?” kata Bianca sambil mengangkat sedikit rok mini yang dipakainya. Setelah tepat didepan pria itu, sesuatu yang tak diduga oleh Chris akan dilakukan Bianca terjadi. Bianca lalu melompat kebadan pria itu sehingga tampaklah posisi badannya yang diangkat oleh pria itu. Mereka lalu bercumbu dengan panasnya, seperti tak peduli disekitarnya Bianca begitu sangat terlatih bercumbu. Tampak satu persatu pakaian Bianca terlucuti tapi Bianca begitu sangat menikmatinya tanpa memikirkan bahwa suaminya menyaksikan semuanya dari bayangan cermin. “Tolong hentikan.. apa yang kau lakukan Bianca?” kedua pria yang lain hanya melihat dengan tersenyum puas dengan apa yang dilakukan bosnya dan Bianca.

Bianca menjadi semakin liar, saat semua pakaiannya telah terlucuti, dia melakukan aksi lain yang membuat Chris semakin tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Bianca mulai membuka celana pria itu dan melalukan oral seks pada pria bertubuh besar itu. “terus sayang.. kau sangat hebat..oh..” erangan pria itu membuat Chris menundukkan kepala. Dia ingat beberapa jam yang lalu dia ragu menanyakan apa Bianca mau melakukan itu padanya, tapi ternyata yang dia lihat sekarang istrinya melakukannya pada seorang pria berotak bajingan. Aksi pun terus berlanjut saat pria itu mengajak salah satu partnernya bergabung untuk menikmati tubuh Bianca bersama – sama. Sesekali Chris masi melihat aksi mereka walaupun hanya dengan bayangan cermin tapi apa yang dilihatnya sangat sulit dipercaya. Istri yang dicintainya melakukan hubungan persetubuhan didepannya. “Ya Tuhan.. apa yang dilakukan oleh Bianca? Apa ini rencana dia? apa dia melakukannya buat ku?” Chris membatin. Sementara itu desahan dari Bianca dan kedua pria itu makin membuatnya tersiksa. Pria yang satu lagi hanya asyik melihat pertunjukan seks live yang jarang dilihatnya sambil tetap memainkan dua mata pisau yang dipegangnya. “Tolong hentikan!!!! Jangan lakukan lagi!!!! Bianca apa yang kau lakukan? Kita ini pasangan suami istri..Bi..an..ca..” Chris yang tak sanggup lagi melihatnya berkoar – koar hingga tertatih tatih menyebut nama istrinya.

“Tampaknya suamimu itu sangat mengganggu malam kita, sayang, oh..teruskan” kata pria bertubuh besar itu dengan mata tertutup masi menikmati seks yang ditawarkan Bianca. “apa yang mesti kita lakukan sayang buat dia?” tanya pria itu pada Bianca. Sejenak Bianca menghentikan aksinya dan berbalik melihat Chris. “Bunuh saja dia..” kata Bianca dingin. Mendengar itu Chris seperti tertimpa gunung. Dia sangat shock mendengar kata – kata itu keluar dari mulut istrinya. “wah wah.. tampaknya permintaan tuan putri sama dengan keinginan kita..” kata pria bertopi yang juga melakukan aksi bejatnya bersama Bianca. “Bunuh dia!!” lanjut dia memerintahkan pria yang memegang pisau untuk membunuh Chris.

Dengan sigap,pria yang memegang pisau itu berjalan pelan kearah Chris. Setelah berhadapan dengan Chris dia kemudian memainkan dua mata pisau persis didepan hidung Chris. “Ada permintaan terakhir…?” tanya pria itu dengan kejinya. “Ada..” kata Chris tenang. “ Cepat bunuh saya, saya lebih baik mati daripada berada bersama kalian orang – orang bodoh..” lanjut Chris dengan sedikit tersenyum sambil menatap Bianca dengan tatapan dalam lewat cermin didepannya. “Hahaha.. sombong sekali kau!” kata pria didepannya. Tampak Bianca sudah benar – benar tak peduli lagi pada Chris. Kemudian tanpa menunggu lagi pria itu melayangkan tusukan pertama ke perut Chris “ARG…!!!* dan kedua kalinya “AARRRG…!!” sekejap tertunduk karena tusukan itu. Penglihatannya mulai kabur, dan dia sempat berkata dengan suara pelan tertatih tatih “Bit…ch…..” lalu kemudian dia menutup mata untuk terakhir kalinya.

…………………………………………………………………………………………..

Sementara itu di rumah Chris, tampak sangat sepi. Waktu sudah menunjukkan pukul 23.45 dan tampak Bu Norris dan suaminya telah tertidur lelap. Semuanya tenang saat tiba – tiba foto pernikahan Chris dan Bianca terjatuh dari meja. “PRANK…!!!!” suara itu sangat keras mengagetkan Bu Norris dan Pak Dany yang dengan segera menuju keruang tengah. “apa itu Dany?” kata Bu Norris dengan raut muka yang kawatir mengira ada yang menyelinap masuk rumah. “oh.. ini cuma foto Chris yang terjatuh” kata Pak Dany menenangkan istrinya. “Foto Chris? Aku jadi kawatir ada Sesuatu terjadi pada mereka..” kata Bu Norris sambil menggenggam baju suaminya. “ah tenang saja, paling mereka sedang membuat cucu untuk kita..” Pak Dani lalu mengajak istrinya untuk tidur kembali dan Bu Norris pun kembali tertidur tanpa mengetahui bahwa Chris telah mati.

Read More..

10/10/08

It's Not So Easy Loving Me

Siapa diantara kalian yang mengaku sukar jatuh cinta? Hal – hal apa yang buat kamu jadi suka sama seseorang? Apa yang perlu seseorang perbuat biar kamu jadi suka, suka yang pengen memiliki..

Kalau Ron sendiri termasuk yang sulit jatuh cinta, banyak perteman dan kisah seru yang Ron dapat dalam perjalanan Ron menjalin hubungan dengan orang lain. Dari yang Ron enjoy banget sampai yang menjemukan. Tapi buat yang enjoy sendiri Ron jarang lantas langsung suka. Suka untuk batas yang wajar mungkin ia. Misalnya komunikasi yang terjalin suka bikin kangen atau semacamnya lah. Bahkan pernah sudah ada yang terang – terangan menuju kearah itu. Seperti koneksi nya udah dapet, sering jalan bareng, gereja bareng. Atau sering ketemuan, tapi itu sendiri belum bisa buat Ron langsung pengen menjalin hubungan.

Apa mungkin kebaikan yang biasa datang dari orang – orang tertentu buat Ron belum bisa jadi pengumpan rasa sayang. Ga tau. Yang jelas mungkin memang benar – benar di butuhkan semacam koneksi, seperti gejolak yang tiba – tiba datang, rasa pengen memiliki. Padahal mungkin cewek itu belum pernah ngelakuin apa – apa buat Ron. Belum pernah sekalipun ngasi Ron apa – apa. Tapi Ron ngerasain koneksi luar biasa. Itu ga tau namanya apa. Cuman selama Ron menjalin hubungan (pacaran), semuanya berawal dari situ, tanpa perlu calon pasangan gw ngelakuin apa – apa.

Berarti tampang dong Ron? Ga juga, tp gw juga ga bisa bilang yang penting dia baik. Karena gw gatau apa yang baik buat gw. maksudnya pemberian atau perhatian bagi Ron bukan yang menjadi bahan. Tapi asal ada koneksi awal yang Ron rasakan, setelah itu bakal ada usaha. Nah Ron ga perlu tau dulu sifat dia sebenarnya, karena itu bakal keliatan seiring perjalanan. Kalau ntar sesuai ga sesuai ma gw kan tinggal putus aj. Kan gapapa kalau Cuma pacaran. Seperti kata pepatah banyak pacar tidak mengapa tapi istri harus cuma satu. Amin…

Ron bukan orang yang jual mahal (asli ga penting), atau maksudnya piki piki.. wong pasangan yang ideal itu adalah pasangan yang harus seimbang, seimbang maksudnya bukan pintar ma pintar, cakep ma cakep, tapi seimbang yang satu sama lain saling melengkapi. Saling berbagi, kalau kata Tukul take and give.

Buat Ron sendiri apa yang ada dijalanin aja, gak perlu ngoyo cari pacar. Berdoa aja biar Tuhan akan ngasi yang terbaik pada waktunya. Makanya sampai sekarang Ron ga pernah usaha cari pacar. Ditambah lagi masalah kemaren yang guncangin Ron. Tapi gapapalah, Ron anggap itu kehebatan Tuhan nyiptain manusia kek gw. Gw bangga jadi Ron, karena Ron yang ada sekarang pernah banyak dapat pengalaman yang orang lain belum tentu dapat.
Read More..

05/10/08

I'm So Ready.....

Sudah hari ketujuh, seminggu ini suasana kost berubah dari biasanya rame jadi sunyi sepi. Yang biasanya banyak percakapan menjadi sangat diam. Super mendadak semuanya tiba – tiba datang. Seperti tiba – tiba gw dipaksa beradaptasi dengan ini. Yang gw bisa lakuin hanya mengisi waktu dengan banyak hal, sampai gw berhasil melalukan banyak hal buat ngisi kekosongan waktu ini. tapi semua berulang begitu saja ketika gw kembali pulang. Takada yang menyambut (hehe..), tak melihat batang hidung siapapun. Dua hari yang lalu ibu kost mudik, andre n bobby yang ga mudik juga nginap tempat saudara. Tinggallah gw benar – benar sendiri..

Tapi cuma seminggu lebih paling, dan minggu yang gw tunggu-tunggu akan tiba, minggu yang begitu banyak hal menanti. Yang selama masa sendiri gw pikirkan. Tapi gw siap menghadapi segalanya. Karena gw ga SABAR……!!!!!!!

Udah, gada lagi. Gada yang bisa buat gw takut sekarang, semua jadi senang dalam hati gw. Gw yakin hal – hal baik menanti gw didepan. Sudah siap nyambut gw, yang dengan pesta meriah siap mengagetkan gw. Semua hal bersatu buat nyambut seorang anak bernama Ronald. Dan ini lah titik balik dari gw. hal – hal baik itu mesti ada, ga mungkin tidak. Itu yang buat pikiran gw berjalan normal sampai sekarang.

I’m so ready!!!!

Waktu cepat, kayak nya baru kemaren gw terlalu sedih, gw terlalu capek, gw terlalu bersembunyi, dan gw terlalu kawatir. Tapi semua berubah sekarang, dan kalaupun gw harus nangis karena minggu depan, gw siap nangis karena bahagia.

Read More..

Lelaki Yang Tak Ada (part 4)


Suasana di sekolah Larry tampak masi seperti biasa, yang berubah cuma tanaman hias yang di tanam untuk menyambut kedatangan para siswa. Bunga mawar yang dulu merekah kini diganti oleh bunga baru berwarna kuning yang tampak lebih segar. Para siswa terlihat sibuk mendengarkan penjelasan guru masing – masing. Hujan rintik yang menemani tampak membuat suasana belajar menjadi tenang. Sudah seminggu kota ini di turuni hujan dan siang pun tampak seperti petang yang gelap. Dikelas Larry sendiri tampak para siswa bersiap – siap untuk mengikuti ujian yang telah di umumkan minggu lalu oleh Pak Shane, guru Geografi di Granite Hills. “ok, anak – anak. Saya beri waktu belajar kurang lebih 10 menit lagi sebelum kita memulai ujian ini.” kata guru termuda di sekolah itu yang disambut gerak gerik panik para siswa, banyak diantara yang sibuk menghapal bagian – bagian yang penting. Sebagain juga telah terlihat sibuk menyiapkan alat tulis dan perlengkapan ujian yang lain. “oh ya, ada yang tidak masuk hari ini?” tanya Pak Shane yang hari itu mengenakan kemeja lengan panjang putih dengan motif garis orange dan hitam tipis, beserta celana jeans yang tampak ketat berwarna biru muda. “Larry dan Hope, pak!” kata seorang anak yang berkaca mata sambil mengunyah permen karet. “kemana mereka?” tanya pak Shane sambil menuju ke mejanya. Tapi tak ada yang tau kemana mereka berdua pergi. “ok, kalau begitu saya akan kekantor pusat sebentar untuk bertemu dengan wali kalian, jangan berisik, kerjakan dengan tenang, ujian kita mulai sekarang.!..” perintah pak Shane sambil berlalu meninggalkan kelas. Ujian pun dimulai dengan tenang. Dua bangku kosong terletak didepan, yang merupakan tempat duduk Larry dan Hope..

…………………………………………………………………………

“Kring Kring… kring kring….” telepon berdering di rumah Larry, memecah keheningan siang itu. Ibu Larry sedari tadi hanya terdiam dikamar Larry, sambil sesekali dia menengok barang – barang Larry yang belum pernah dia sentuh. Tampak dikamar Larry tempat tidur yang telah rapi kembali dengan bantal – bantal yang tersusun rapi diatasnya. Meja belajar yang tak lagi berantakan dengan kertas – kertas. Rak – rak buku makin teratur dengan buku – buku tebal yang saling bersandar. Kamar Larry ternyata telah dirapikan oleh ibunya. Surat yang dia temukan dikembalikan ketempat semula. Ibu Larry kemudian berjalan mendekati jendela, tampak diluar tanaman – tanaman yang selalu dirawatnya pada sore hari kini basah oleh rintik hujan. Tanah pun semakin lembab, dan terlihat makin gelap. Suasana diluar rumah benar – benar sepi. “Kring Kring… Kring Kring….” Telepon berdering lagi. “Ah, siapa yang telepon ya?” ibu Larry yang baru mendengar deringan telepon segera menuju ruang tengah dengan langkah kaki yang cepat.

Sesampainya di ruang tengah ibu Larry segera mengangkat telepon yang berdering lagi untuk ketiga kalinya. “Halo.. “ dengan singkat ibu Larry menjawab telepon itu. “Bisa bicara dengan ibu Karen Whasington?” terdengar suara lelaki dengan nada yang agak berat, “iya, saya sendiri pak, ini dengan siapa?” ibu Larry menjawab lagi. “oh ini dari Sekolah Granite Hills, saya Pak Charles..” pak Charles adalah wali kelas Larry di Granite Hills. “ada apa, Pak? Ada masalah apa dengan Larry? Apa dia membuat kekacauan?” kata Ibu Larry dengan cemas menanyakan anaknya. “tenang bu, bukan begitu, saya cuma mendapat laporan bahwa Larry tidak masuk hari ini padahal dia harus mengikuti ujian Geografi hari ini, karena tidak ada keterangan dari Larry makanya saya menelpon ibu.” Penjelasan pak Charles membuat Ibu Larry terkaget. “yang benar, pak? Tapi hari ini saya melihat Larry berangkat sekolah, dia juga belum pulang dari tadi.. Jujur saya tidak tau dimana anak saya sekarang, pak.” Ibu Larry pun semakin kawatir. “ok, tenang bu, jangan kawatir. Larry itu selain cerdas juga bisa menjaga diri, makanya saya ga percaya dia tak masuk hari ini, tapi kalaupun dia tak ada dirumah, saya yakin dia baik – baik saja, Bu.. mungkin hanya itu yang bisa saya sampaikan bu, selamat siang..” “siang.., makasih atas informasinya, pak” percakapan pun berakhir membuat ibu Larry yang tadinya sangat gusar menjadi lebih tenang. “kemana anak itu ya?” Ibu Larry membatin..

Setelah itu Ibu Larry beranjak ke kamar kecil ketika terdengar suara berisik di dapur, suara itu tampak seperti ada seseorang didapur. “Apa itu ya? Jangan – jangan ada kucing..” dengan sigap Ibu larry berbalik arah kedapur. Tetapi setelah sampai disana dia tak menemukan apa – apa. “mungkin hanya khayalanku saja” ibu Larry berkata sambil melihat meja makan dengan makanan yang masi tertata rapi, dengan tudung sajinya, westafle yang sudah bersih dari piring kotor, rak – rak berisi bumbu masakan dan kaleng – kaleng makanan. Kulkas pun ditengoknya, tapi semua tampak biasa saja, tertata rapi seperti terakhir kali dia membersihkan dapur. “ah.. mungkin kucingnya ada di kolong meja” ibu Larry kemudian menengok ke bawah meja.. dan tiba – tiba “MEONG…!!” seekor kucing hitam dengan cepat berlari menyambar sisi kanan kepala Ibu Larry..”awww..” teriak Ibu Larry karena terkaget. Segera ibu larry berdiri dan mengikuti arah kucing itu berlari, “mmmn.. mau kemana kau kucing!!” ibu Larry pun masi mengikuti kucing itu yang tampaknya mengarah ke kamar Larry.

Benar saja, kamar Larry yang pintunya tak tertutup sempurna dimasuki kucing berbulu hitam itu. Ibu Larry pun segera menyusul kucing itu. Sampai didepan pintu tiba – tiba ibu Larry merasakan hal aneh, tubuhnya tiba – tiba merasakan hawa yang hangat, tapi bersamaan dengan itu bulukuduknya berdiri. Dengan hati – hati ibu Larry membuka pintu kamar Larry, tangannya gemetar. Bunyi pintu yang dibuka semakin mencekamkan suasana. Sampai akhirnya pintu terbuka seluruhnya..

“Halo, Karen.. Lama tak berjumpa…” seorang lelaki tampan berbaju hitam dengan wajah bersinar, tiba – tiba muncul dikamar Larry sambil menyapa dan tersenyum ramah pada Ibu Larry…

Read More..